Selasa, 13 Agustus 2013

Aku benci dengan jarak


Aku benci dengn jarak.
Ia seakan monster yang memakan setiap ukiran kebahagiaan ku.
Ia bagai pencuri handal yang membawa senyumku entah kemana, merebut orang orang yang kusayangi dan menciptakan perpisahan yang tak aku mengerti dan tak ku pahami akhirnya.
Ia menciptakan rindu yang tak dapat aku sampaikan.
Hidup didalam intaiannya sungguh tidak mudah. Bertahan walau tak tahan.memasang senyuman teduh walau rapuh. Ia memang tak adil . takkan pernah adil.
Dulu ia pernah memisahkan antara dua insan,merebut orang yang berharga dalam hidupku.merebut semua kenangan yang kami ukir dan kepercayaan.
Ia telah memberi ruang pemisah antara aku dan kedua malaikatku,orang tuaku.meskipun jarak itu harus ditempuh demi sebuah cita. Tapi melawannya tetap tak mudah. Perlakuan manja dan kasih sayang lansung yang selalu kurindukan kala aku sendiri terpisah jarak
Ia telah memisahkan kasihsayang persahabatan. Memberi  jurang pertengkaran, membuat celah kesalahpahaman.
Tak ingin lagi rasanya aku berteman dengan jarak. Ia melukai,ia mengundang cucuran air mata ditiap malamnya.
Aku telah banyak kehilangan orang orang yang kucintai hanya karena jarak, dan melawannya sendiripun sebenarnya aku tak mampu.
Tuhan jika aku boleh meminta, jangan jadikan jarak sebagai musuh kami. Jangan jadikan jarak sebagai pengebab jatuhnya air mata kami.
Karena aku tak mau lagi kehilangan orang orang yang aku sayangi hanya karena sebuah jarak.
Tabahlah rindu, sekuat apapun jarak. Ia hanya baris-baris angka yang tak kekal. Kuharap.