Aku benci dengn jarak.
Ia seakan monster yang memakan setiap ukiran kebahagiaan ku.
Ia bagai pencuri handal yang membawa senyumku entah kemana,
merebut orang orang yang kusayangi dan menciptakan perpisahan yang tak aku
mengerti dan tak ku pahami akhirnya.
Ia menciptakan rindu yang tak dapat aku sampaikan.
Hidup didalam intaiannya sungguh tidak mudah. Bertahan walau
tak tahan.memasang senyuman teduh walau rapuh. Ia memang tak adil . takkan
pernah adil.
Dulu ia pernah memisahkan antara dua insan,merebut orang yang
berharga dalam hidupku.merebut semua kenangan yang kami ukir dan kepercayaan.
Ia telah memberi ruang pemisah antara aku dan kedua
malaikatku,orang tuaku.meskipun jarak itu harus ditempuh demi sebuah cita. Tapi
melawannya tetap tak mudah. Perlakuan manja dan kasih sayang lansung yang
selalu kurindukan kala aku sendiri terpisah jarak
Ia telah memisahkan kasihsayang persahabatan. Memberi jurang pertengkaran, membuat celah
kesalahpahaman.
Tak ingin lagi rasanya aku berteman dengan jarak. Ia
melukai,ia mengundang cucuran air mata ditiap malamnya.
Aku telah banyak kehilangan orang orang yang kucintai hanya
karena jarak, dan melawannya sendiripun sebenarnya aku tak mampu.
Tuhan jika aku boleh meminta, jangan jadikan jarak sebagai musuh
kami. Jangan jadikan jarak sebagai pengebab jatuhnya air mata kami.
Karena aku tak mau lagi kehilangan orang orang yang aku
sayangi hanya karena sebuah jarak.
Tabahlah rindu, sekuat apapun jarak. Ia hanya baris-baris
angka yang tak kekal. Kuharap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar