Sabtu, 28 September 2013

tahu diri -maudy ayunda-

Hai selamat bertemu lagi
aku sudah lama menghindarimu
sialku lah kau ada disini
sungguh tak mudah bagiku
rasanya tak ingin bernafas lagi
tegak berdiri didepanmu kini
sakitnya menusuki jantung ini
Melawan cinta yang ada dihati
dan upayaku tahu diri
tak selamanya berhasil
pabila kau muncul terus begini
tanpa pernah kita bisa bersama
pergilah...
menghilang sajalah lagi

hai selamat berpisah lagi
meski masih ingin memandangimu
lebih baik kau tiada disini
sungguh tak mudah bagiku
menghentikan semua hayalan gila
jika kau ada dan ku cuma bisa
meredam menjadi yang disisimu
membenci nasipku yang tak berubah
dan upayaku tahu diri tak selamanya herhasil
pabila kau muncul terus begini
tanpa pernah kita bisa bersama
pergilah...
menghilang sajalah lagi.
berkali kali kau berkata
kau cinta tapi takbisa
berkali kali ku tlah berjanji menyerah.
pergilah...
Menghilang sajalah lagi!

(Bagaimana? Liriknya amazing! Ooh yea)

Senin, 23 September 2013

jadi,kata itu untuk siapa?

Ingin rasanya mengungkapkan,tapi ia hanya diam membisu. Ia seolah membeku dengan 0 derajat celcius dibibir. Dadanya sesak,hatinya rapuh, kantong matanya menebal berisi air. Tak tahan tetesan demi tetesan berjatuhan melewati pipi dan berakhir di layar ponselnya. Ia ingin sekali berteriak malam itu,tapi sudah terlalu larut dan lengang.ia mencoba menggapai guling dan meremasnya. Terlihat kekesalan,amarah dan kesedihan bercampur kecewa di raut wajahnya.
Sebuah tulisan dilayar ponselnya yang menyebabkan kegemuruhan jiwanya malam itu. Ia mencoba mengingat kembali kata-kata itu.ya, kata kata yang sering ia dengar setahun yang lalu terucap dari seorang pria yg disayanginya.kata yang begitu dalam merasuki lubuk hati,bermakna dan selalu bergelayutan diotaknya.
Kata yang terucap setahun lalu tapi masih melekat disanubari,kata yang selalu ia banggakan kepada teman-temannya disaat menceritakan orang yang selalu ia sayangi.walau perpisahan terjadi tapi kata itu selalu ia ingat dari bibir manis pria yang selalu ia rindukan.
tapi malam itu,ia seakan ingin mengoyak dadanya untuk melepaskan kata yg selalu tertanam di hatinya. Ingin sekali ia benturkan kepala ke dinding kamar untuk melupakan kata yang selalu menari nari diotaknya.
kata yang ia selalu banggakan yg dulu keluar dari bibir orang yg ia cintai,malam itu terucap lagi. Tapi itu membuatnya terkoyak dan merapuh, bagaimana tidak, kata itu terucap dari orang yg masih ia rindukan dan sayangi diperuntukkan untuk seseorang yang bukan dirinya.
jadi, kata itu sebenarnya untuk siapa?
bukankan pria yang baik tidak akan pernah mencapuradukan masa lalunya dan masa sekarangnya?
Bukankan pria baik adalah pria yang bisa membedakan specialnya masa lalu dan masa sekarangnya?